Pramuka Bukan Hanya Kegiatan Tentang Survival & Tali-Menali, tetapi Lebih Dari Itu
sebuah esai
Mengapa saya menyebutnya sebagai “janji suci”? Hal ini
dikarenakan Tri Satya Pramuka adalah sebuah pedoman, suatu nilai yang bisa
dikatakan sebagai hakikat yang menjadi akar ajaran pramuka di seluruh
Indonesia. Kata “janji” ini juga tersemat dalam kalimat pembukaan Tri Satya Pramuka, itu menegaskan bahwa
Tri
Satya Pramuka adalah sesuatu yang harus dipegang teguh, ajaran yang
menjadi sebuah bentuk kewajiban untuk ditepati baik dalam hal jasmaniah dan
rohaniah setiap anggota. Berikut adalah isi dari Tri Satya Pramuka :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1.
Menjalankan kewajibanku
terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila
2.
Menolong sesama hidup dan
mempersiapkan diri membangun masyarakat
3.
Menepati Dasa Darma
Tanpa praktek nyata dari ketiga poin di atas, maka kegiatan
pramuka hanyalah sebuah organisasi tanpa arah yang kehilangan jati dirinya.
Lalu bagaiamana praktek kegiatan pramuka di sekolah? Karena kita tahu bahwa
kegiatan ini sudah menjadi ekstrakulikuler wajib yang harus diikuti oleh setiap
siswa, bahkan hampir seluruh warga negara Indonesia, mengenal pramuka dimulai
dari dunia pendidikan, yang artinya bahwa pramuka digunakan oleh guru kepada
siswa sebagai sarana dalam menunjang proses pendidikan di sekolah.
Nomor 1. Pramuka
seharusnya menumbuhkan rasa religius dalam diri siswa, kecintaan kepada NKRI
serta kesadaran penuh dalam mengamalkan nilai Pancasila. Hal ini penting adanya
karena pada jaman sekarang, banyak kita temui kasus intoleransi antar suku,
ras, dan umat beragama yang terjadi di Indonesia. Suatu golongan merasa lebih
benar dan menyudutkan golongan lainnya. Bhinneka Tunggal Ika pun tinggal hanya
semboyan yang manis dibibir saja. Dari sini kita tahu bahwa, bukan hanya lewat
mata pelajaran PPKN, tetapi kegiatan kepramukaan pun harus ikut andil dalam
upaya untuk menumbuhkan kesadaran penuh pada iman dan integritas siswa sebagai
pemuda-pemudi penerus bangsa.
Nomor 2. Menolong
sesama hidup, artinya kepramukaan menjunjung tinggi kebersamaan, kerjasama dan
berkolaborasi adalah ciri khas pramuka yang harus dilestarikan kembali, saling
menghargai dan menghormati antar teman sebaya, guru, dan seluruh warga sekolah.
Maraknya kasus bullying di dunia pendidikan berakar pada adanya rasa saling
merendahkan satu sama lain. Dari hal tersebut, pramuka diharapkan mampu untuk
mempererat kembali hubungan antar siswa, bukan hanya mendirikan tenda bersama
tetapi juga membangun sekolah sebagai rumah yang nyaman bagi setiap anggota
keluarga (siswa) yang tinggal didalamnya.
Kemudian mempersiapkan diri membangun masyarakat. Yang kita
tahu, pramuka identik dengan kegiatan survival yang mempelajari tentang
tali-menali, morse, yang intinya dipersiapkan agar setiap anggota memiliki ketangguhan
untuk bertahan hidup di alam bebas. Tetapi apakah hal itu masih relevan dengan
masa sekarang? Pembangunan masyarakat yang akan dihadapi oleh setiap siswa
adalah masyarakat yang berkemajuan teknologi, kehidupan modern yang jauh dari
sekedar hal-hal untuk bertahan hidup di hutan. Pramuka seharusnya juga
mengajarkan siswa tentang bagaimana cara untuk bertahan hidup di dunia modern
yang perkembangannya semakin cepat. Seperti ilmu pengetahuan, pramuka pun harus
ikut berinovasi dan berkembang sesuai jamannya. Hal tersebut diperlukan agar nantinya
siswa mampu berdaya juang menghadapi alam sosial media dunia maya.
Nomor 3. Sepuluh
nilai dalam Dasa Darma tak seharusnya hanya mampu dihafalkan oleh setiap siswa,
tetapi juga harus mampu diamalkan. Takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa tercermin dari bagaimana siswa mengamalkan
kewajiban dan meninggalkan larangan sesuai dengan ajaran yang diyakininya. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia tercermin
dari bagaimana hubungan antar siswa dengan teman sebayanya, bagaimana siswa
merawat lingkungan dengan menjaga setiap barang inventaris sekolah serta peduli
kebersihan dengan cara membuang sampah pada tempatnya. Patriot yang sopan dan ksatria tercermin dari bagaimana tata krama
siswa kepada guru di sekolahnya, dan memiliki sikap berani dan bertanggung
jawab untuk setiap kesalahan yang mereka perbuat. Patuh dan suka bermusyawarah tercermin dari bagaimana siswa ikut
serta menjunjung tinggi tata tertib sekolah. Rela menolong dan tabah tercermin dari bagaimana sikap belajar di
kelas yang mengedepankan kolaborasi daripada kompetisi. Rajin, terampil, dan bahagia tercermin dari produktivitas siswa
dalam hal kognitif dan psikomotorik. Hemat,
cermat dan bersahaja tercermin dari bagaimana tanggung jawab siswa untuk
menyisihkan uang saku sebagai tabungan untuk memenuhi kebutuhan bersama
(kelas). Disiplin, berani, dan setia
tercermin dari bagaimana siswa mampu menaati berbagai perubahan peraturan di
sekolah. Bertanggung jawab dan dapat
dipercaya tercermin dari bagaimana sikap siswa yang jujur kepada dirinya
sendiri dan kepada orang lain (teman dan guru). Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan tercermin dari
bagaimana tutur kata yang keluar dari mulut siswa, serta perlakuan mereka
terhadap orang lain (teman dan guru).
Jika masih terdapat siswa yang tidak memperlihatkan sikap
sebagaimana yang disebutkan di atas, maka diperlukan intropeksi lagi dalam
pelaksanaan kegiatan kepramukaan. Agar pramuka bukan lagi hanya sebagai bentuk
kegiatan pelatihan diri untuk bertahan hidup di alam bebas tetapi pramuka
dikenal sebagai pendidikan karakter yang memiliki keterampilan diri untuk
bertahan hidup di dunia nyata dan dunia maya.(BR)
SALAM PRAMUKA.
0 Komentar